Selasa, 25 September 2012

KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

A. Keseimbangan Lingkungan

Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya.

Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik  (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia). Suatu lingkungan sebenarnya bersifat dinamis dan memiliki kemampuan untuk mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup di dalamnya yang disebut daya dukung lingkungan. Lingkungan juga memiliki kemampuan untuk mengembalikan lingkungan ke keadaan seimbang ketika lingkungan mendapat gangguan atau kerusakan sampai  batas tertentu yang disebut daya lenting lingkungan.

Keseimbangan lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun dari aktivitas manusia, serta kemampuan lingkungan dalam menjaga kestabilan kehidupan didalamnya. Keseimbangan lingkungan akan tercapai bila ada interaksi organisme dengan faktor lingkungan dan interaksi antar komponen dalam suatu lingkungan dapat berjalan dengan proporsional.


  1. Interaksi Antarkomponen     
Ekosistem disusun oleh komponen biotik dan abiotik. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam menjadi keseimbangan lingkungan dan kestabilan ekosistem. Interaksi antarkomponen biotik dalam menjaga keseimbangan lingkungan dapat kita lihat pada rantai makanan dan jaring-jaring makanan, selain itu terdapat juda interaksi antara komponen biotik dengan abiotik. Setiap jenis organisme memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap berbagai faktor lingkungan. Akibatnya, ada jenis-jenis organisme tertentu yang hanya mampu menempati lingkungan dengan kondisi tertentu pula.

     2. Suksesi

Ketika gangguan yang masuk ke dalam suatu lingkungan berada diluar amabang batas toleransi, maka keseimbangan lingkungan akan terganggu. Gangguan yang masuk ke lingkungan dapat berasal dari lingkungan alam atau akibat campur tangan manusia. Struktur komunitas akan mengalami suatu perubahan yang disebut Suksesi yaitu proses perubahan komposisi spesies dalam suatu komunitas biologi akibat adanya gangguan pada komunitas itu.

Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
  1. Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
  2. Jenis - jenis tumbuhan yang terdapat disekitar komunitas yang terganggu.
  3. Kehadiran pemancar benih.
  4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin membantu penyebaran biji, sporam, dan benih.
  5. Jenis substrat baru yang membentuk.
  6. Sifat-sifat jenis tumbuhan yang ada disekitar tempat terjadinya suksesi.
 Suksesi tidak hanya terjadi didaratan, tetapi terjadi pula di perairan. Danau dan Rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua disebut Eutrofik.

Terdapat 2 (dua) macam suksesi sebagai berikut.

      A. Suksesi Primer

Suksesi primer adalah proses perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada suatu kawasan yang pada mulanya hampir tidak ada kehidupan. Biasanya terjadi pada pulau vulkanis baru atau area yang awalnya tertutup glasier atau lapisan es. Contoh organisme yang berperan pada suksesi primer yaitu lumut dan Lichenes. Organisme yang mampu tumbuh pertama kali dan kemudia membentuk suatu ekosistem disebut organisme pionir atau spesies pionir.

      B. Suksesi Sekunder

Suksesi sekunder adalah proses perubahan  komposisi komunitas yang terjadi pada area yang mulanya ada kehidupan tetapi kemudian mengalami beberapa gangguan yang menyebabkan hilangnya komunitas yang ada diarea itu dan hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Cohtohnya hutan yang mengalami penebangan.

      3.   Komunitas Klimaks

Komunitas klimaks adalah komunitas yang dihasilkan dari proses seksusi.
Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat 3(tiga) jenis komunitas klimaks ssebagai berikut.

a. Hidroser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar.
b. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau.
c. Xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.

Pembentukan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan. Berdasarkan pengaruh musim terhadap bentuknya komunitas klimaks, terdapat 2(dua) teori sebagai berikut.

a. Hipotesis monoklimaks, menyatakan bahwa daerah musim tertentu hanya terdapat satu komunitas klimaks
b. Hipotesis poliklimaks, menyatakan bahwa komunitas klimaks dipengaruhi oleh berbagai faktor abiotik
    yang salah satunya mungkin dominan.

B. Upaya Menjaga Keseimbangan Lingkungan

Beberapa upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan sebagai berikut.
  1. Mengurangi penggunaan kertas dan mendaur ulangnya.
  2. Mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia dalam rumah tangga.
  3. Menghemat dalam penggunaan air dan membangun daerah resapan air di halaman rumah.
  4. Mengurangi produksi sampah, memisahkan sampah, dan mendaur ulangnya.
  5. Menghemat penggunaan bahan bakar.
  6. Menghentikan jual beli berbagai spesies hewan langka.
  7. Tidak membakar hutan untuk membuka lahan.
  8. Menerapkan sistem bercocok tanam yang memperhatikan lingkungan.
  9. Pengawasan pemerintah terhadap produk impor.
Hal yang terpenting perlu dilakukan dalam menjaga keseimbangan lingkungan adalah upaya pelestarian hutan dengan cara reboisasi, tidak melakukan penebangan hutan secara acak, dan menghentikan penebangan hutan secara liar. Penegakan hukum yang tegas dan adil juga perlu dilakukan terhadap perambah dan penebang hutan liar.

1 komentar: